Hai teman-teman semaunya, eh semuanya maksudnya.
Pada kesempatan kali ini saya izin memakai bahasa non-formal, karena saya mau curhat besar-besaran nih. Namun sebelumnya saya ingin minta maaf atas menghilangnya saya dari blog ini selama hampir 1 bulan lamanya dikarenakan tugas kuliah yang maha dahsyat :)
Oke mari kita mulai....
Jika boleh cerita sedikit semester ini aku mengambil mata kuliah "Video dan Film" dan ya tentu tugas-tugas yang diberikan kepada kami adalah seputar video dan film, film pendek lebih tepatnya.
Nah kali ini setelah ditugaskan untuk membuat video-video pendek dengan tema yang berbeda-beda (cek
YouTube Warren Milton) akhirnya kami ditugaskan untuk membuat sebuah film pendek yang bertemakan "Gedung Tua". Nah mampus, mau buat fillm kayak apa coba. Itu yang ada dipikiranku waktu mendengar hal tersebut diucapkan oleh sang dosen. Tetapi setelah memutar otak yang cukup lama (2 menitan) aku terpikir untuk membuat film pendek tentang "penculikan".
Kenapa kok penculikan? Karena aku pengen gak
mainstream, beda dari yang lain. Biasanya kan kalo gedung tua disorot dari sisi sejarahnya atau dari sisi keindahannya, tapi kami berbeda.
Singkat cerita aku dan 2 teman sekelompok yang lain telah memutuskan waktu syutingnya dan daftar pemerannya. Jujur aku pesimis, dengan waktu yang mepet, syuting hari jumat dan sabtu dan minggu sudah harus dikumpulkan. Ya sebenarnya tugas ini diberikan tenggang waktu 2 minggu, namun karena anggota kelompok kami berhalangan hadir sehingga kami baru begerak di minggu ke-2.
Yak tetap aja walaupun semua rencana sudah fix aku tetap pesimis dong. Gak ada tuh namanya film pendek di
take hanya dalam waktu 2 hari, belum nanti harus ngeditnya juga. Duh pusing lah ya.
Syuting day 1 kami dibantu adikku Chester untuk mengambil gambar. Dan ketika aku dan Chester sampai di lokasi terjadi perombakan mengenai dialog dan adegan-adegannya. Karena kami pikir bahwa impovisasi adalah cara terbaik dalam pembuatan film pendek yang mepet ini. Makin ribet? Jelas iya. Karena namanya aktor tidak semuanya bisa berimprov dengan mudah. Perlu arahan-arahan yang intense.
Tapiiiii tidak bagi kami! Semua aktor pandai betul berimprovisasi. Tanpa naskah sama sekali. Semua berjalan sesuai apa yang aku pikirkan sebelumnya. Dan bedanya di sini aku gak sendiri nih nge-
direct pemain dan kameraman, aku dibantu sama Pamela Natasya mengarahkan Kak Lukman dan Kak Lukas dan Inggrid selaku para pemerannya.
Oke jadi ini pertama kalinya aku ngeliat ada wanita yang bisa nge-
direct sebaik ini. Setiap adegan udah ada tuh di kepalanya, jadi tinggal merealisasikannya. Dan aku jadi punya banyak waktu untuk fokus pada pengambilan gambarnya aja.
Rasa terkejoet ini tak berhenti disitu, ternyata Kak Lukman, Kak Lukas, Inggrid dan Pamela punya bakat terpendam akting wkwkwk. Sebagai alumni dari sekolah SMK multimedia yang udah terbiasa ngeliat aktor-aktor berakting kali ini aku bener-bener gak nyangka kalau ada aktor sekeren mereka di fakultas ini. Semua
scene mereka libas dengan totalitas, berakting seakan-akan mereka berperan di dunia nyata. Gileee sih ini, bakat terpendam memang kadang perlu di picu untuk muncul!
Coba nih lihat hasilnya guys!
Ya aku tahu, banyak yang kurang dari film ini. Masih jauh lah sama short film anak-anak indiee jaman now... Tapi bagi kami film ini adalah pijakan awal bagi masing-masing dari kami. Untuk sadar bahwa ada potensi dan bakat terpendam dari masing-masing dari kami.
Buat kalian anak-anak DESPAR yang baca dan nonton film ini tentu kalian tahu siapa pemeran-pemeran di atas kan? Gimana? Pangling gak tuh liat mereka wkwkw
Oh yaa akhir kata, terima kasih buat Pamela, Inggrid, Lukman, Lukas dan adikku tercintahh yang sudah membuat film ini ada.
Btw abis ini aku ada rencana nih buat film pendek lagi sama Pamela, semoga terwjuddd... nantikan ya kawanss
Saya dan segenap kru yang bertugas pamit undur diri (kayak apa aja :v) Terima Kasih sudah membaca blog iniiii
More From Author
Warren Milton